Jumat, 06 Mei 2011

The Best of Us - Giusepina

Gak kerasa udah mau ulangan lagi. Kali ini ulangan semester 2. Kenaikan kelas udah di depan mata. Untuk ulangan kali ini semangatku lagi membara-bara untuk belajar. Kan malu kalau aku harus kalah nilai dari Oliver. Walaupun dia pacarku, tetep aja gengsiii. Sekarang dia dan Fra jadi sering datang ke rumah. Rencananya sih untuk belajar bareng, tapi lebih sering ngelantur kemana-mana. Kan mumpung di rumah masih ada si Timoleon yang 'sangat baik hati' mau ngajarin kita semua yang 'tak berdaya' ini. 

Di sekolah ada rumor baru yang mengatakan akan ada anak baru pindahan dari luar negeri. Siapa sih orang bego yang mau pindah sekolah di akhir tahun pelajaran, di saat ujian ada di depan mata? Kenapa gak nunggu sampe semester baru yang lebih santai? Tapi entah kenapa saat mendengar rumor itu aku jadi punya firasat yang gak enak banget.

Seminggu sebelum ulangan, kita semua belajar seperti biasa. Dan seperti biasanya juga Oliver menjemputku. Sesampainya d sekolah aku dan Oliver berjalan berdampingan. Ntah kenapa tiba-tiba hari ini Oliver menggandeng tanganku sambil tersenyum.
Ia berkata, "gapapa kan?"
"Emang kalo aku bilang gak boleh kamu bakal ngelepas tanganku?" Jawabku.
"Hmm menurut kamu?"
"Kok malah tanya balik sih?"
"Gak dong hehe" sambil tersenyum dengan sangaaaaattttttt manis.
Tiba-tiba........
"OLIVER!!!!!" Ada seseorang yang memanggil Oliver dengan penuh semangat. Dan aku gak pernah mendengar suara itu sebelumnya. Sontak aku dan Oliver berbalik memandang ke arah suara tersebut. Ternyata yang memanggil Oliver adalah seorang anak perempuan yang gak pernah aku liat sekalipun di sekolah. Dia memasang senyum sumringah bahagia. Dapat dikatakan bahwa ia lumayan cantik.
"Itu anak baru ya?" Bisikku pada Oliver.
"I.....iya" jawab Oliver terbata-bata.
"Kamu kenapa jadi gagap gitu deh?"
"Ngg...nggak kenapa-kenapa kok Giu" jawabnya dengan senyum yang seperti dipaksakan.
"Kamu kenal dia?"
Sebelum Oliver menjawab tiba-tiba gadis itu sudah menghambur kepelukan Oliver. Aku nggak kuat melihatnya. Sakiiittt banget rasanya. Tanpa berkata sepatah katapun aku langsung berlari ke kelas. Ntah kenapa mataku menjadi panas. Aku gak pernah ngerasain yang kayak gini sebelumnya. Rasanya jiwaku udah melayang entah kemana. Dari kejauhan aku sempat mendengar Oliver yang memanggil-manggil namaku. Tapi aku udah gak kuat lagi untuk berpaling menatap dia. Dan di hati kecilku aku bertanya kenapa Oliver gak ngejar??? Dia masih sayang atau gak? Atau gimana sih?? Perasaanku jadi bercampur aduk. Kesal dan sedih.

Hari ini aku duduk dengan Fra, padahal setiap hari semenjak aku jadian sama Oliver aku selalu duduk sama Oliver. Waktu Fra sampai ke kelas dia kaget ngeliat aku udah duduk di bangku samping tempat duduknya dengan mata yang sembab.
"Lo kenapa Giu?" Tanya Fra.
"Gapapa kok" jawabku.
"Jangan bohong deh. Lo kenapa? Terus Oliver mana?"
"Aduhh Fra jangan sebut-sebut namanya lagi deh."
"Emang kenapa sih??"
"Nanti pas masuk lo bakal liat kok. Tenang aja dan sabar aja."

Krriiiiinnnnggggg.................
Bel masuk sudah berbunyi, Oliver dan "teman barunya" masih belum masuk ke kelas. Sampai tiba-tiba wali kelas masuk ke kelas bersama 2 orang gak berguna itu. Anak baru itu masih gelayutan di lengan Oliver tanpa ada sedikitpun rasa bersalah. Oliver juga terlihat tenang.
"Ini Vanka teman baru kalian. Dia murid pindahan dari New Zealand" kata wali kelas.
"Hai. Nama gw Vanka" kata si anak baru dengan muka SOK manis innocent ngeselin yang pingin ditimpuk pake apaan.
Fra yang melihat semua itu langsung tercengang, "Giu....kok si Oliver bisa di situ?"
"Gw gak tau. Pacarnya kali" balasku.
Fra langsung menatapku dengan mata melotot.

Banyak pertanyaan yang tiba-tiba timbul dalam pikiranku. Kenapa Oliver bisa kenal Vanka? Kenapa Oliver santai? Kenapa Oliver gak bilang apa-apa? Kenapa Oliver lebih milih dia? Kenapa Oliver? Kenapa?? Aku gak kuat ngeliat semua itu. Aku langsung bediri dan beranjak keluar dari kelas. Aku juga udah gak perduli dengan wali kelas yang langsung memanggil namaku dan menanyakan kemana aku akan pergi. Aku sendiri nggak tau aku akan pergi kemana. Tiba-tiba aku sudah sampai di depan kelas 'sepupuku tercinta' dan langsung masuk dan berdiri di depannya "Tim, anterin aku pulang" kataku dengan mata yang berkaca-kaca.
Timo yang melihatku berkata seperti itu dengan mata berkaca-kaca langsung keluar bersamaku. Ternyata Fra sudah menyusul dari belakang.
"Giu lo gapapa?" Tanya Fra
Aku hanya bisa menggelengkan kepala.
"Emang kenapa sih?" Tanya Timo.
"Oliver" jawab Fra.
"Ngapain tuh anak?" Timo mulai kesal.
"Udahlah gak usah dibahas. Gw mau pulang. Anterin gw pulang Tim!!" Kataku
"Fine. Ayo kita pulang. Tapi sampe rumah lo harus ngejelasin semuanya sama gw"
Aku hanya terdiam. Akhirnya kami pulang. Fra juga jadi ikut ke rumahku.

Sesampainya di rumah Timo menuntut penjelasan sejelas-jelasnya. Aku menjelaskan semuanya. Tentang Oliver dan Vanka. Juga tentang ketidak jelasan hubungan mereka. Tiba-tiba Timo kesal dengan Oliver.
"Kayaknya tuh anak perlu gw kasih pelajaran deh" kata Timo dengan tampang yang super sangar.
"Udahlah gak usah. Orang kayak gitu diemin aja" balasku.
"Tapi si Oliver emang udh keterlaluan Giu" susul Fra.
"Ya biarin aja deh. Gw pengen liat apa dia punya kesadaran sendiri buat nyamperin gw atau gak" kataku.
Gak lama setelah ngomong gitu tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Fra langsung berdiri ingin membuka pintu namun Timo udah jalan duluan.
"Udah biar gw aja yang buka. Lo di sini aja temenin Giu" kata Timo.
Fra hanya mengangguk. Tiba-tiba.....
"Lo masih berani dateng ke sini?? Masih punya nyali?" Terdengar suara Timo yang tiba-tiba jadi kasar.
"Tim.. Gw mau ketemu Giu. Gw mau jelasin semuanya"
Ternyata yang datang adalah Oliver. Ntah kenapa refleks aku langsung berdiri menuju pintu masuk. Fra menyusul.
"Ngapain lo ke sini?" Tanyaku pada Oliver.
"Giu, mending lo masuk deh" kata Timo
"Udah biarin aja Tim. Gw penasaran kenapa dia masih berani dateng ke sini" balasku.
"Giu.... Gw ke sini mau jelasin semuanya" kata Oliver
"Ya udah ayo jelasin!!"
"Vanka itu bukan siapa-siapa aku. Memang dulu dia pacar aku...."
"Oohh gitu. Ya udah sana pacaran gih sama dia." Balasku
"Giu. Aku belom selesai."
"Apalagi hah?"
"Itu tuh dulu Giu. Sekarang tuh aku udah gak ada hubungan apa-apa sama dia. Aku udah gak sayang sama dia. Yg aku sayang tuh......"
Belum selesai perkataan Oliver tiba-tiba ada suara klakson mobil dan ternyata itu mobilnya Vanka. Vanka nyusul Oliver sampe ke rumahku. Oh God. Kenapa rumahku harus tercemar kayak gini??
"Oliver!! Kok kamu ninggalin aku?" Tanya Vanka.
"Hmm...." Oliver gak bisa jawab.
"Ok. It explains EVERYTHING" aku langsung menutup pintu rumahku dan berlari ke arah kamar meninggalkan Fra dan Timo yang masih tercengang di depan pintu. Aku sempat melihat Timo yang akan memberi pelajaran terhadap Oliver namun ditahan oleh Fra. Sebenernya aku gk keberatan juga kalo Timo ngasih pelajaran ke Oliver. Teach him a lesson bro. I don't mind. Dari kamar aku mendengar suara mobil yang pergi ke kejauhan membawa separuh jiwaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar