Rabu, 22 Desember 2010

The Best of Us - Fransisca

Mulai besok untuk menghadapi final exam gak ada ekskul. Kalian harus belajar yg giat yaaa! Gluck
From: Reno

Setelah dapet jarkom dari Reno aku sungguh tenang. Sebelumnya aku memikirkan gimana sikapku didepan Reno setelah dia mengantarku pulang. Singkat cerita setelah kejadian itu terjadi beberapa awkawrd moment diantara kita berdua. Dia nge-add pinku, yang sebenernya aku males kasihnya, dia juga ngajak aku nonton Narnia, yang dia tau aku ngga ngikutin sama sekali,pernah dia ngasih aku minum sehabis latihan basket.
Sebenernya dari sejak pertemuan pertama sama dia (lagi) aku udah mau keluar dari ekskul basket. Mending ikut ballet deh yang isinya cewe-cewe tukang gossip semua, dari pada ketemu Reno. Maksudku aku bukannya belom maafin Reno tapi Reno semakin annoying karena ngganggep aku masih suka sama dia. Naruh harapan aja engga, masa dibilang masih suka. Hello, ini udah 2010 kaleee bentar lagi 2011 sikap Reno yang suka geer itu belum juga hilang.
Giu yang dari awal ngga suka dengan keberadaanya Reno gencar banget ngajak aku keluar dari basket. Aku juga sama sekali ngga ngerti peraturan-peraturan basket. Yang bener aja dong aku gitu, main bulutangkis aja engga bisa. Paling eeew deh sama y ang namanya olahraga. Kalo tweeting dianggep olahraga mungkin itu satu-satunya olahraga yang aku bisa.
Seharusnya aku ada di rumah dan belajar math and chemist. Tapi sekarang aku ada di rumah Giu sambil menonton DVD P.S. I Love You. Aku ijin sama ibu buat belajar bareng di rumah Giu, tapi karena kami berdua udah stres tingkat dewa akhirnya memutuskan nonton DVD. Orang tua Giu pergi ke luar negri untuk urusan bisnis yang mendesak. Di rumah, Giu dititipkan sama Timo. Bayangin dong bukannya kebalik ya Timo yang dijagain Giu. Kalian tau, Giu bilang padaku Timo itu selalu tidur dibawah jam 10 malam. Katanya untuk menjaga kesehatan kulitnya.
Well, kalian doain aku aja ya biar besok bisa menghadapi final exam. Karena sejujurnya aku sama sekali belum siap. Aku juga belum mempersiapkan alat tulis dan papan untuk besok. Lebih baik sekarang aku menikmati sisa hari ini dengan menonton DVD. Tiba-tiba ada yang menghampiri aku dan Giu.
“Hei, Fra.” Sapa Timo ramah.
“Ha?? Hei, Kak.” Balasku malas-malasan.
“Gue ikut nonton ya, di luar sepi. Takut.” Sambungnya.
OH GOD Timo selalu datang disaat yang tidak tepat!
Setelah Timo gabung bareng Giu dan aku, ia justru lebih terlihat friendly dan benar-benar berbeda dari sebelumnya. Mungkin gara-gara dia beneran takut. Di luar ujan dan petir menyambar-nyambar rumah Giu yang banyak barang-barang antiknya ini bener-bener jadi seserem rumah hantu di dufan (well, gak seserem itu juga sih).
*bunda calling*
“Hey, mom?”
“MAU PULANG JAM BERAPA! I KNOW YOU DIDN’T STUDY THERE!”
“Chill out, mom. Bentar lagi aku pulang kok.”
“OK, I PICK YOU NOW!”
“NO NO, MOM! Aku dianter Giu!”
“GAUSAH TERIAK FRANSISCA, I CAN HEAR YOU!”
“OKAY! BYE! LOVE YOU!”
“LOVE YOU MORE!”
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Untung tadi siang udah ngerti logaritma dan kawan-kawan. Pulang ke rumah aku udah siap tidur ini. Cape banget seharian main bareng Giu dan Timo(ew).
“Siapa? Your mom?” tanya Timo yang dari tadi memperhatikanku.
“Yeah, you know she’s worrying ‘bout me.”
“Haha, no wonder. Anaknya yang cantik di luar rumah jam segini.”
“Sorry, Tim. I can’t hear you. What did you say? Ada thunder tadi.”
“Uhm, nothing.”
Tidak jauh dari kami ada Giu, dia menatapku penuh arti.
“What?”
“Nothing hahaha.”
“There must be something. Yuk, anterin gue pulang.”
“Tim, can you drive Fra home?”
“Hmm. Sure.”
Wait! What? Aku dianter pulang Timo? Mau diinterogasi apa sama Bunda! 20 menit berikutnya kita udah sampe di depan rumahku. Ujannya gede banget. Mau suruh Timo cepet pulang juga ngga enak. Apa boleh buat aku ajak dia masuk kedalam.
“Mom? Are you there?”
“Are you going to introduce me to your mom?”
“Iya as kakak senior yang nyebelin.”
“I drove you home!”
Aku mulai ga peduli dengan keberadaan Timo. Ada suara berisik dari ruang keluarga. Kayaknya bunda lagi pada nonton deh. Aku memasuki ruang keluarga. Celaka dua belas di ruang keluarga ternayata ada om dan tante serta saudara sepupuku dan juga Mas Davis kakak laki-lakiku. Mas Davis itu sekolah di Prancis. Dulu dia maunya dipanggil Ko Davis, sekarang maunya dipanggil mas biar Indonesia sekali. Mentang-mentang di negri orang rasa nasionalisnya tinggi. Sekarang dia lagi libur Natal dan tahun baru jadinya pulang ke Jakarta.
“Mom, I’m home.”
“Yaaa, I can see you.” Kata bunda seraya menghampiriku.
“Ça fait longtemps qu'on ne s'est pas vu. Maintenant, vousramener à la maison garçon.”1
“Long time no see, mas! I miss you very much!” kataku sambil memeluknya.
“Ma petite sœur est grandissant. Elle a déjà un petit ami.”2
“Non, je ne suis pas son petit ami.”3 Balas Timo yang dari tadi dia disampingku.
“Wow, you can speak in French!” kata mas davis seraya menghampiri Timo.
“Yeah, sure i can. Hahaha. Mon nom est Timo4, nice to meet you.”
“Nice to meet you too. Si vous êtes son ami, je ne suis pass'inquiéter5”
Great sekarang kedua cowok didepanku ini ngomong pake bahasa alien yang aku ngga ngerti. Mereka berdua langsung terlihat akrab dan herannya mereka punya banyak kesamaan.
“Fra, go to your room now! Continue study math.”
“Ugh, okay mom.”
“De bawa aja sini matnya belajar bareng sama Timo.”
“Ha? Grade eleven kan gak ulangan?”
“C’mon, Fra. I can teach you.”
WHAT? WHAT DID HE SAY? I CAN TEACH YOU? Hello, amnesia kali dia. Dia itu udah nolak mentah-mentah permintaanku buat wawancara dia. Sekarang mau ngajarin. Gak salah denger?
“I think Mas Davis can teach me. You better go home. I think Giu is waiting for you.”
Itu kalimatku yang terakhir untuknya hari ini. Aku langsung lari keatas. Dia pikir aku lupa apa gara-gara dia dahiku sakit, gara-gara dia aku terancam dapet nilai jelek karena gak mau diwawancara. I think he’s getting more annoying gara-gara diaudah kenal sama keluargaku bukan berarti langsung bikin dia baik dimataku. Huh, I better go to sleep right now.

1. Long time no see. Now, you bring boy home.

2. My little sister is growing up. She already has a boyfriend.
3. No, I’m not her boyfriend.
4. My name is Timo.
5. If you are her boyfriend I'm not worry.

Kamis, 09 Desember 2010

The Best of Us - Giusepina

I hateee kak reno si coach basket gk becus. Jelas-jelas aku enggak ikut klub basket tapi dia berani-beraninya menghukum aku buat lari lapangan. Mending larinya cuma 1x lapangan, dia malah nyuruh 10x lapangan. Gk tau apa kalo lapangan di sekolah bergengsi kayak La Madie gini sangat teramat besar. Aku heran kenapa sekolah sebagus La Madie bisa mengizinkan si reno coaching basket di sini. Memangnya enggak ada coach yang lebih bagus dari dia. Kayaknya banyak deh ya. Untung aja si Fra udah putus ama dia. Benar saja kalo aku bilang biarpun Timo super ngeselin sok cool gitu tapi dia jaaauuuuhhhhh banget lebih mending daripada si Reno. Apa coba lebihnya Reno sampe Fra bisa suka sama dia. 

Gk cuma sampe di situ aja kekesalanku. Tapi waktu sampai di rumah aku dikasih tau mama kalo mama sama papa akan berangkat ke London karena ada urusan. Dan mereka gak ngebiarin aku tinggal di rumah sendirian sama Mbak Siti + Pak Eko. Dan akhirnya mereka suruh Timo tinggal di rumahku untuk sementara waktu karena ternyata orang tua Timo juga akan pergi ke London bersama mama dan papa. Kenapa dewi keberuntungan gak pernah berpihak ke aku sih?

Sore hari Fra nge-BBM aku. Dia nyeritain semua yang dia alamin waktu pulang sekolah. Tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Dan ternyata oh ternyata itu adalah si Tim-Tim. He moves to my house this evening. Barang bawaannya banyak banget udah kayak mau pindah rumah aja. Kata mama dia akan tidur di kamar tamu. Aku langsung inget ama BBM Fra. Aku langsung nyamperin Timo.
"TIMO!!! Kenapa lo sering bikin Fra kesel? Ckckck lo caper ama Fra ya? Suka ya?" sambarku langsung.
"APA?? Kuping gw jadi budeg sekarang. Sejak kapan gw suka ama Fra?" jawabnya.
"Abis lo suka banget bikin Fra kesel. Caper banget sih lo."
"Siapa yang bikin Fra kesel hah? Dia sendiri aja yg sering kesel sendiri tanpa alasan"
Tiba-tiba mama dateng.
"Tante," sapa Timo dengan sok ramah. Jelas banget kalo itu cuma dibuat-buat.
"Hi Tim. Papa mama kamu udah siap kan. Sebentar lagi kita akan ke airport," balas mama.
"Udah kok tan. Mereka udah nunggu di rumah"
"Ma, aku boleh ikut nganterin gak?" aku gak mau ditinggal di rumah sama Timo -_-
"Gak usah sayang. Besok kan kamu sekolah. Baik-baik ya di rumah. Timo, jagain Giu ya. Mama pergi dulu ya Giu"
"Hati-hati di jalan ya ma," balasku.
Setelah itu aku berbalik ke Timo, "I'll be back!!! Pembicaraan kita belom selesai"
"Ya ya whatever. Suka-suka lo deh," balasnya.
Akhirnya mama dan papa pergi menjemput orang tua Timo untuk pergi ke airport bersama-sama. Gak berapa lama tiba-tiba bel rumahku bunyi lagi. Siapa sih yang dateng malam-malam gini?

Tiba-tiba...
"Non, ada Den Oliver Non," lapor Mbak Siti kepadaku.
"Dia mau nyari Timo kali mbak"
"Nggak kok Non. Wong Den Oliver sendiri toh yang ngomong mau ketemu Non Giu. Tapi Den Timo juga udah di ruang tamu sama Den Oliver"
Akhirnya mau gak mau dengan malas-malasan yang super malas aku pergi ke ruang tamu. Di sana aku sudah menemukan Oliver dan Timo udah ngobrol. Abis ngeliat itu aku langsung balik badan mau balik ke kamar. Tapi...
"GIU!!!" Oliver mengetahui keberadaanku.
"Apa?" Balasku berusaha sinis.
"Mau ke mana?"
"Mau ke kamar. Kenapa? Gak suka?"
"Yaaahhhh. Gw udah susah-susah dateng ke sini"
"Emg lo mau ngapain sih?"
"Ngobrol-ngobrol aja"
"Udah ngobrol ama Timo aja," aku langsung balik badan sudah berniat buat balik ke kamar.
Tapi, tiba-tiba ada yang menahan tanganku...

Kamis, 11 November 2010

The Best of Us - Fransisca

“Belom pulang?” tanya seseorang di belakangku.

“Ujan.” Jawabku tampa menoleh kepada yang bertanya.

Sore ini aku baru pulang latihan basket, well sebenarnya aku gak mau ikut ekskul tapi Ma’am Maria memasukkanku ke ekskul ini. Mungkin Ma’am Maria tidak tahu kalo aku drible bola aja ga bisa. Sebelum Reno masuk menjadi coach, belum banyak anak kelas 1 yang minat dengan basket. Sejak Reno masuk jadi coach, semua berbondong-bondong masuk. Mereka belum tau dalemnya si Reno aja. Blah.

“Yuk, pulang bareng.” Dia lalu menarik tanganku.

Sebelum aku menepis tangannya, ada seseorang datang dari belakang dan menarik tangan kiriku.

“Sorry, coach. Dia sama gue.” Kata Timo.

HA? TIMO? KOK DIA BISA ADA DISINI?

“Oh ya? Emang bener, Fra?”

Aku yang bingung mau menjawab apa hanya mengangguk tanda setuju.

“Oh gitu ya, Fra? Saya duluan deh kalo gitu.” Kata Reno dengan nada kecewa.

Sebenarnya aku jadi merasa bersalah dan gak enak sama Reno. Apalagi sekarang Timo masi menggandeng tangan kiriku.

“Lepasin tangan gue, ngapain dipegangin terus.”

“Lo yang duluan megang tangan gue ya!” Aku langsung menepis tangannya.

“Ayo cepet deh pulang! Mau gak?” tukasnya.

“GAK MAU! ORANG LO DULUAN YANG GANDENG GUE!” teriakku kesal.

“YAUDA SIH! GOSA TERIAK JUGA KALE!”

Saking kesalnya aku sama Timo hampir aku lempar tas basketku yang beratnya sepertiberas 5kg kemukanya. Gara-gara Timo dan aku teriak tadi semua orang langsung melihatku heran. Ini bukan sinetron gak mutu yang sekarang banyak di tv lokal, ini real Timo yang antagonis ada di dunia ini beneran. Seharusnya aku gak usah nolak tawaran Reno tadi. Aku berubah pikiran sekarang, se-jerknya Reno he is better than Timo.

Setelah kutinggalkan Timo sendiri, aku langsung berlali menerobos hujan menuju parkiran untuk menyusul Reno yang kurasa belum jauh. Mobil Reno masi terpakrir, kurasa dia menunggu sesuatu karena mesin mobilnya sudah hidup namun ia tidak beranjak dari situ.

“REN! Ren! Sorry gue bisa nebeng gak?”

“Sure, sini masuk aja.”

Reno membukakan pintu sebelah kiri untukku. Aku masuk dengan badan sedikit basah karena berlari menerobos hujan.

“Sorry, Ren.”

“That’s ok, Fra.”

Dia lalu menjalankan mobil keluar dari lapangan parkir Lamadie yang kurasa seluas lapangan bola ini.

“Rumah lo masi sama kan? Hahahaha.”

“Menurut lo? Hahahaha.”

“Sorry gue Cuma mau nanya. Lo sama Timo ada hubungan apa?”

“Well, dia itu sepupunya temen gue. Itu doang, gak lebih. And by the way, Giu temen gue dari club fotografi itu sebel sama lo. Dia kesel gara-gara lo suru dia lari. Hahahaha!”

“Really? Hahaha. Yauda tar lo tunjukkin dia, gue mau minta maaf deh.”

2 menit berikutnya kami hanya berdiam, suasana di mobil benar-benar menakutkan. Hujan tambah deras banyak petir dan lebih parahnya banjir. Kawasan Lamadie mugkin gak banjir, tapi jalanannya itu yang banjir. Ditambah macet ibu kota di saat hujan seperti ini bikin tambah emosi. Namun sifat Reno yang sabar belum juga berubah dari dulu. Dengan sabarnya dia mengemudikan mobil menuju rumahku. Satu jam berikutnya aku sudah ada di depan rumah.

“thank you ya, coach Reno. Hahaha”

“Anytime, Fra.”

Saat aku mau keluar dari mobilnya, sekali lagi dia menahannku. Langsung aku tepis tangannya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

“Hmm sorry. And Fra gue mau minta maaf.”

“Soal apa?”

“Yang lalu-lalu, gue yakin lo tau maksud gue tadi,” lanjutnya “Jadi gini,...”

“Gosa lo jelasin deh, Ren. Gue maafin kok.”

“Really?”

“Really.”

“Fra, please answer this. Do you forgive me wholeheartedly?”

“Hmm, yes.”

Sebenarnya dalam benakku sendiri aku juga masi bingung sih. Do I forgive it or just forget it? Mungkin jawabannya hanya aku dan Tuhan yang tahu.

Senin, 01 November 2010

The Best of Us - Giusepina

Wheewww!!! Minggu ini tuh minggu yang sangat melelahkan, membingungkan, dan misterius. Minggu ini aku beneran masuk klub fotografi yang memang sudah aku incar tapi kubatalkan gara-gara ada si Oliver tau aku akan masuk situ dan jadinya mengambil ekskul ganda yaitu basket dan fotografi. Ini gara-gara klub majalah yang tadinya kumasuki penuh dan aku dilempar ke klub fotografi . Aaahhhh. Kenapa hidupku dipenuhi dengan oliver oliver dan oliver? Gak itu aja ya. Minggu ini juga ketauan klo kak Reno pelatih basket yg baru which is pelatihnya si Tim-Tim itu mantanya fra. Shock banget parah. Menurutku mendingan si Fra jadian ama Tim-Tim daripada kak Reno. Kan lebih cocok hehe.

Ternyata si Fra masuk ekskul basket sama Tim-Tim + Oliver :O kaget banget d. Hari ini ada ekskul jadi semuanya siap-siap. Karena basket + fotografi waktunya barengan si Oliver ikutnya selang-seling. Minggu ini basket dan minggu depan fotografi. Begitu terus. Aku pun mulai bersiap-siap. Hari ini anak-anak ekskul fotografi boleh foto apapun. Jadinya aku segera ke lapangan basket.

"FRAAA!!!!", panggilku
"Hi Giu!!! Kok bisa sampe sini?"
"Hari ini boleh foto bebas sih. Gw foto lo aja ya"
"Ahh jadi malu. Gw jadi salting wkwkwk"
Tiba-tiba si Tim-Tim + Oliver nyamperin
"Hi! Did u miss me?", Oliver kepedean
"Hah? Gk slh? Lo kali yg kangen ama gw"
"Gw masih nunggu jawaban lo loohhh"
"Hmm nanti-nanti aja deh ya"
"Ngapain lo ke sini?", tanya Tim-Tim dengan tampang yang super gak nyantai
"Suka-suka gw kali mau ke mana aja. Emang sekolah punya nenek moyang lo? Klo iya berarti punya nenek moyang gw juga"
"Gak jelas deh lo"
"SUKA-SUKA. Lgan lo ngapain cb JB JB d sini hah?"
"...." Tim-Tim gak bisa ngomong.

PRRIIIITTTT peluit si ex-boyfriend nya Fra menandakan mereka harus ngumpul dan aku ditinggal sendirian. Jadilah aku foto-foto anak-anak klub basket. Kasian Fra. Dia terpaksa masuk ekskul basket gara-gara disuruh guru karena dia gak punya ekskul. Padahal di situ ada Timo + kak Reno yg dia benci.

Tiba-tiba entah kebetulan atau enggak waktu aku lagi foto-foto tiba-tiba kameraku menangkap Oliver. Dia lagi nengok ke arahku.
"Giuuu!!!!"
"Apa lo? -.-"
"Gw tau lo tadi foto gw. Ngefans ya? Gw ganteng ya?"
"EW berharap banget lo"
Tiba-tiba Fra nimbrung "ciiiieeeee Giu. Gw gk nyangka. Udh terima aja"
"Hiiihhhhh", balasku. Semua anak basket memandang ke arahku. Mukaku berasa panas.
"Ahh berisik banget sih lo. Dateng-dateng bikin rusuh mending lo pergi deh.", Timo nimbrung
"SUKA-SUKA", balasku
Tiba-tiba dari belakang Timo, "heh!!! Kalian berisik banget deh. Sekarang kalian ber 4 lari 10 kali lapangan!"
Timo yang gak tau langsung jawab, "apa sih sok ngatur-ngatur deh."
"TIMO. Kamu lari 15 kali lapangan atau saya keluarkan dari tim", suara kak Reno menggelegar.
Timo langsung balik badan dan langsung melihat kak Reno yang mukanya udah super bete. Tiba-tiba aku langsung nyadar ada sesuatu yang janggal dari perkataan kak Reno. Dia bilang ber 4? Jelas-jelas yang ikut klub cuma Fra, Timo, Oliver. 1 lagi siapa?
"Kak yang 1 lagi siapa? Katanya ber4?" tanya Oliver.
"Tuh kamu yang disitu juga harus ikut lari." kata kak Reno sambil menunjukku.
"Hah? Saya? Saya kan gak ikut basket." balasku. "Kamu memang gak ikut basket tapi kamu bikin rusuh. Sana lari atau saya laporkan ke pembimbing fotografi"

Kita ber 4 langsung lari keliling lapangan. Ternyata kak Reno emang bener-bener nyebelin. Aneh Fra bisa jadian sama si RenRenoRese. Ternyata si RenoRese lebih nyebelin daripada Tim-TimTimo.
"Ah gara-gara lo kan Giu", Timo ngedumel.
"Yeh siapa yang suruh lo ikut-ikut nimbrung? Gak ada kan? GAK ADA", balasku.
Timo gak bisa jawab apa-apa.
"Aduh gila 10 kali lapangan tuh jauuuuhhhhh banggggeeeeetttttt", kata Fra
"Serius Fra? Aduh mana kuat gw", kataku
"Tenang Giu. Kan ada gw. Lo pasti kuat. Kan I'm your mood booster", kata Oliver sok pede.
Ya ya ya Oliver apa kata lo deh balasku dalam hati karena udah males bales Oliverpedemodeon.

Kamis, 02 September 2010

The Best of Us - Fransisca

Akhirnya weekend datang juga! Murid-murid Lamadie diminta untuk memilih salah satu ekskul dari sekitar 10 ekskul yang ada. Karena boleh untuk tidak memilih ekskul aku memutuskan untuk tidak ikut saja. Apalagi, jadwal lesku yang padat. Bayangin ya les matematika-fisika-kimia hari Senin-Rabu lalu ada les biola dari hari Kamis sampai Jumat. Tadinya Ibu sudah menyuruhku berhenti les biola karena menurutnya skillku gak maju-maju semenjak dua tahun yang lalu aku mulai les ini. Tapi ayahku mendukung katanya “biar aja lah si Fra les. Tuh anak gak punya temen banyak kan.” Yaampun apakah segitu kupernya aku di mata kedua orangtuaku?

Bicara tentang ekskul, tadinya aku dan Giu mau bergabung dengan ekskul fotografi. Namun, dikarenakan Oliver masuk ke eksul itu juga. Tadinya kami mau masuk fotografi karena senior-senior fotografi rada errrr… bertampang lumayan. Buktinya Oliver, pacar Giu (Well, belum pacar juga sih Cuma dari kedua pihak tampaknya sudah positif. Apalagi minggu kemarin aku melihat mereka gendong-gendongan) masuk fotografi.

Enough about extracurricular, hari ini aku dan Giu akan pulang bareng! Yeay! Dan aku dikasi ijin sama Ibu buat nginep di rumah Giu this weekend. Aku bilangnya sih mau kerjain homework dari Ma’am Mariana, tapi nanti pasti kami akan marathon DVD. Jadi, hari ini dari sekolah aku langsung ikut mobil Giu. Untung Pak Adi, supirku, berbaik hati mau membawakan perlengkapan untuk menginap yang sudah disediakan Ibu.

“Fra, jadi kan ke rumah gue?”
“Jadi dong! Harus jadi.”
“Sip sip. Tapi…..”
“Apaan?”
“Gue disuru nyokap sekalian nunggu Timo gitu. Sorry ya. Gue janji dia gak macem-macem. Jadi dong ke rumah gue nyaaa.”
“Yah, ada dia gue males deh. Yauda sih cuma di mobil doang kan? Tenang aja pasti jadi.”

Siangnya, sesudah pulang sekolah. Aku dan Giu terpaksa menunggu Timo di pinggir lapangan yang panasnya luar biasa. Tadinya, kami mau duduk di cafeteria berhubung third grader lagi pada nongkrong disana otomatis kami minggir daripada kena masalah. Tapi ada untungnya juga sih, di pinggir lapangan ini kami bisa liatin muka-muka senior yang bertampang lumayan. Dan tiba-tiba aku menyadari yang menjadi coach baru anak basket adalah seseorang yang aku kenal.

*BUK* Bola basket yang diperebutkan oleh anak-anak basket mengenai kepalaku. Sakit banget.
“Sorry!”
“Ha? Sorry? Lo kira sorry cukup?!” balasku sengit sambil menengok ke orang yang sudah minta maaf tadi.
“Eh?? Hei.”
“Hhh. Hei.”
“Apa kabar?”
“Oh iya, baik kok. Gue.. gue kesana dulu ya.”

Akhirnya dengan sangat terpaksa aku memutuskan untuk ke cafeteria. Lebih baik dikerjain sama kakak kelas daripada mesti ketemu si jerk itu. Giu dengan terburu-buru menyusulku. Aku tahu Giu pasti bingung mengapa tadi aku langsung berlalu begitu saja.

“Napa lo? Si Timo udah selesai. Yuk langsung ke mobil gue aja.”

Aku pun menurut Giu. Aku mengikuti Giu ke mobilnya sambil berharap gak ketemu si jerk lagi. Begitu sampai di mobil Giu, Timo sudah duduk di bangku sebelah supir. Aku dan Giu duduk di jok belakang.

“Hai, Fra.”
Tumben banget nyapa. Biasanya aja cuek luar biasa.
“Eh, hai juga.”
“Sorry ya tadi gue gak bisa nangkep bolanya tepat waktu. Jadinya kena pala lo. Masi sakit gak?”
“Iya gakpapa kok. Udah gak terlalu sakit sih. Cuma gue rasa gue hamper geger otak ringan deh secara itu bola kenceng banget.”
“Haha, lebay lo. Sorry ya sekali lagi. Itu bukan salah Kak Reno, jadi lo gak usah marah-marah sama dia ya, Fra.”
“Eh? Iya.”
“Oh iya, Fra. Lo kenal coach anak basket?” kata Giu yang sejak tadi gak ngomong apa-apa
“Hah? Iya-iya.”
“Kenal dari mana?” gantian Timo yang mengintrogasiku
“Hah? Err. Iya. Itu.”
“Apaan sih yang jelas dong?!!” judesnya Timo muncul juga
“Err. Iya, he used to be my bro’s best friend and my… my… my... boy”

Rabu, 11 Agustus 2010

TWITTER

HEY FOLKS!

WE ARE ON TWITTER

PLEASE FOLLOW @bestiebestofus

TO GET MORE INFO OF OUR BLOG


LOVE,

CINDY-SONIA

Jumat, 06 Agustus 2010

The Best of Us - Giusepina

Setelah kemarin mama menggelar syukuran, banyak hal terjadi di hidupku sekarang ini. Mulai dari si TIMO yg adalah sepupuku sampai OLIVER si freak BUUTTTTTT cute yang nembak aku. To be honest, sampai sekarang aku belom ngasih jawaban juga ke dia. Kira-kira apa yang akan terjadi besok ya?
“AAAAAHHHHHHH!!!!!”
“Giu, kamu kenapa?” mama menyerbu masuk kamar.
“Aku terlambat ma. Kok tadi gak ada yang bangunin?”
“Abisnya kamu keliatan cape banget sih Giu.”
AAAAHHHH aku terlambat ke sekolah. Aku pun segera bergegas sebelum keterlambatanku semakin parah. Setelah rapi cepet-cepet aja aku ke luar. Tapi kenapa gak ada pak Eko?
“Mbak Siti! Pak Eko mana?”
“Pak Eko lagi sakit non.”
G-R-E-A-T. Kenapa hari ini nasib gak berpihak ke aku sih. Saking putus asanya aku langsung aja lari ke sekolah. Emang sih jarak dari rumah gak terlalu jauh. But this is my first time to go to school by my feet. Tiba-tiba pas di jalan…
“GIU!!!”
dalam hati aku langsung berpikir “kayaknya ada yang manggil ya” tapi aku enggak dengerin dan masih terus lari aja. Tau-tau udah ada SUV hitam yang berenti di depan aku. Dan tebak siapa yg keluar! O-L-I-V-E-R.
“Giu! Dipanggil kok gak nengok sih?” oliver bertanya.
“Abis kirain siapa. Lo belom ke sekolah?”
“Gw kan nungguin elo. Ayo berangkat ama gw.”
“Gak apa-apa?”
“Ya iyalah”
“Ah enggak deh. Gw gak mau ngerepotin”
“Udah lo ikut aja” Oliver langsung menarikku masuk ke mobil.
15 menit kemudian kami sampai di sekolah. Jam sudah menunjukan pukul 08.40, which is berarti kita telat 10 menit. Dan aku dapat detention. Hari yang “SANGAT MENYENANGKAN”. Tapi untung detentionnya cuma disuruh lari lapangan 7 puteran. Tapi sayangnya aku harus lari bareng OLIVER. Dan tiba-tiba…
GEDEBUG!!!
“Giuuuu!!!”
“AAAWWW”
Hebat banget ya hari ini. Hari yang paling berkesan sedunia. Gak cukup-cukup ama kesialan yang tadi aja tapi aku pake harus jatoh segala. Dan si Oliver langsung nyamperin.
“Aduh Giu lo gak apa-apa? Yang mana yang sakit?”
“Ahhh kaki gw super sakit.”
Aku mencoba untuk berdiri tapi malah jatoh lagi. Itu super malu-maluin. Tiba-tiba si Oliver langsung ngegendong aku,
“OLIVER! Turunin gak?!”
“Udah lah lo kan gak bisa jalan.”
“Tapi turunin aja!!!”
“Gak mau :p”
Si Oliver pun menggendongku sampai ke UKS. Ngegndongnya tuh udah berasa kayak Prince Charming who saves a Princess. Pas jalan ke UKS kita ketemu Fra.
“Oh my Giu ternyata …” Fra mulai ngegodain.
“Ternyata apa Fra?”
“Kok gak bilang-bilang sih? Hehehe”
Si Fra malah ngegodain aku ama Oliver pula. Mana si Oliver cuma senyum-senyum kayak bahagia banget. Dasar cowo ANEH!

Sabtu, 10 Juli 2010

The Best of Us - Fransisca

He's freak. He's totally freak. You know when I asked him for the interview, he IGNORED me! Whoa! Me! A beautiful girl with long black gorgeous hair! Me! Fransisca Alberthine! (Guys, it's not arrogant. It's confident.)

*a few hours ago*

"Kak Timo!"

Timoleon berjalan tanpa menghiraukan panggilanku. Okay. Weirdo! Don't call me FRA kalo gakbisa bikin lo nenggok! Dengan kasar aku menarik tangannya.

"Apa sih lo?!"

"I've sumthin to tell you!"

"Apa?!"

"Gue pengen interview lo doang buat tugas. Itu doang."

"Ha! Kayak gue mau aja!"

"Ya itu kan udah kewajiban lo sebagai kakak kelas dong! Kasi contoh yang baik buat ade kelas!"

"Siapa lo?! Ngomong gitu ke gue! Udah bosen sekolah disini ya!"

"Siapa gue? Lo tuh budek ato apa sih! Nama gue Fra. Dan, iya! Gue bosen sekolah disini!"

"Yauda, lo keluar aja!"

"Iya tapi sebelom gue keluar. Gue. Harus. Interview. Lo!" Aku memberi penekanan pada setiap kata.

"Suka-suka gue kale kalo Gak. Mau. Diinterview! Minggir!" Dia membalas memberikan penekanan disetiap katanya.

G.O.D
I hate him so much. Di negara ini ada undang-undangnya gak sih bunuh kakak kelas sengak?! Well, sebenernya aku gak mau bunuh dia juga sih. Hina banget gak sih sampe bunuh-bunuh dia. Dan yang lebih aneh si Giu malah dukung aku bunuh ngebunuh dia. Giu kan sama Timo sodaraan, ya sodara gara-gara sama-sama Lumintang aja sih.

Okay. Stop talkin about him. Nanti dia geer. Aku harus muter otak untuk ngerjain tugasnya. Pilihan terakhirku jatuh kepada, NGARANG! Kalo Timo gak mau di interview aku akan ngarang tugasnya. Ngarang adalah pelajaran paling kusukai. I got A. (And once again it's not arrogant. It's confident:p)

5 menit berikutnya aku sudah berhasil membuat tugas Miss Ing dengan canggihnya. Karena kebohongan ini aku harus mengurangi gengsiku. Aku konfirmasi soal ini ke Timo lewat BBM. Kenapa? Karena aku bohong sama Miss Ing, aku harus kompak. Nanti dia bilang A aku bilang B. Bisa gawat.

FraW: gue udah bikin tugasnya. Gue ngarang. Jadi kalo lo ditanya sama Miss Ing, you'll say yes.

1menit, 2menit, 3menit, sampai menit kelima belom ada balesan. Menit keenam, messageku di read, tanpa balasan. Aku menganggapnya sebagai "yes, I will."
So I guess this is the end of this trouble. Ternyata tidak. I'm having another trouble.

Jumat, 02 Juli 2010

The Best of Us - Giusepina

Huh males banget deh harus senyum-senyum aneh di rumah gara-gara banyak banget yang dateng buat peresmian rumah. Mending keluar cari udara segar. Ya gak?! Tapi bosen juga lama-lama kalo sendirian. Andaikan ada pangeran berkuda putih yang dateng buat ngilangin rasa bosanku.

Pas keluar dari rumah aku gak tau mau pergi kemana. Aku pun berjalan ke manapun kakiku membawaku. Tiba-tiba aja aku udah ada di sebuah taman. Aku duduk aja di bangku taman sambil bengong-bengong gak jelas. Tiba-tiba ada BBM dari Fra yg masuk dan bikin aku kaget setengah mati.

FraW : Giu...... Tau gak lo? Kening gue kejedot pintu mobilnya si Timoleon Lumintang ini. Sakittttttt :(:'(

Giusepina : wah. Ati2 dong, Fra!

FraW : huhuhuhuhu. :(((

Giusepina : eh lumintang? Namanya lumintang?

FraW: iya.knp?

Giusepina : nama kayak nama nyokap gue! Selena Cecilia Lumintang

FraW: jangan2

Giusepina: GAK mungkin! Ogah punya sodara kayak dia, Fra!

Eeeewwwww gila aja klo aku sampe saudaraan sama orang kayak Timoleon. Gak banget.sambil merenungi nasib jika benar Timoleon masih bersaudara denganku tiba-tiba ada seorang anak laki-laki menghampiriku. Kelihatannya dia seumuran denganku. And the most important thing, he looks so cool dateng dengan setelan kemeja putih yg lengannya dilipet, celana panjang hitam, sneakers, dan iPod. Like a naughty boy who went to a party.

“Hi! Lagi bosen ya?” tanyanya.

“Iya. Btw, who are you?” jawabku.

“Gw juga lagi bosen nih. And I’m Oliver. You?”

“Giusepina, but you can call me Giu. Kok lo bisa nyampe d sini?”

“Tadi gw abis dari pesta di situ *sambil nunjuk rumah GIu* terus gw bosen jadi gw ke sini aja…”

“Oohh gitu”

Itu kan rumah gw. Berarti dia nganggep acara di rumah gw ngebosenin dong. Enak banget ngomong kayak gitu. Kalo gw yang ngomong sih gak apa-apa, secara gw yang punya rumah. Tapi kan dia bukan siapa-siapa di keluarga gw. Dasar gak sopan!!! Keren tapi gak sopan.

Tiba-tiba Giu nyadar dari tadi Oliver ngeliatin Giu.

“Apa liat-liat?”

“Lo lucu deh”

“APAAAA?!!”

Tiba-tiba ada mobil sedan hitam lewat di depan taman. Kayaknya tuh mobil familiar. Pernah liat di mana y? Sedan hitam yang tadi lewat berenti di depan rumah. Saking penasaran aku langsung lari pulang. Tiba-tiba ada yang nahan tanganku.

“Aahh Giu mau ke mana? Mending d sini aja temenin gw”

“Hah? Gw mau pulang”

“Ya udah gw ikut”

“Suka-suka lah”

Aku langsung lari pulang secepat-cepatnya. Oliver nyusul di belakang. Pas sampe di rumah. Aku langsung shock. Di dalam rumah ada si TIMOLEON!!!! Kayaknya…

“Giu kamu ke mana aja? Dari tadi mama cariin kamu.” Mama langsung menghampiriku.

“Umm… tadi aku nyari udara seger mi.”

“Pantesan. Oh iya kenalin Giu ini Timoleon sepupu kamu. Anaknya Om Daniel. Sepupunya mami itu loh Giu. Timo ini anak tante Giu”

“Jadi dia sepupuku ma?”

“Iya”

Aaaaahhhhh. Kenapa aku harus beneran sepupuan sama si sombong Timoleon ini? Kayak enggak ada orang lain yang lebih bagus aja buat jadi sepupuku.

“Loh Giu, ini siapa?”

“Aku Oliver Blythe Siddharta tante”

“Oh kamu anaknya Olivia ya?”

“Iya tante”

“Oh ya udah deh ya. Tante tinggal dulu. Jagain Giu ya Timo, Ver.”

Haahhh??? Ngapain banget sih mama suruh Timoleon ama Oliver jagain aku? Aku kan bukan anak kecil lagi yang gak bisa jaga diri. Tapi kesialanku gak sampe di situ aja. Tiba-tiba…

“Hi Timo” Oliver berkata.

“Hi Ver.” Jawab Timo

“Kok kenal?”

“Gw kan juga sekolah di La Madie” jawab Oliver.

“Dan dia masuk klub basket ama gw. Makanya perhatiin dong” sambar Timo

“Ya udah sih santai aja. Dasar sepupu galak”

“Apa lo bilang?”

“Apa aja boleh :p”

“Eh kurang ajar ya ama kakak kelas”

“Bodo amat”

“Aduh jangan berantem dong” kata Oliver.

“Tuh dia duluan” lanjutku.

“IH elo ya. Btw, Liz mana?” Timo berkata

“Tuh di situ” Oliver nunjuk ke ruang tamu.

Timo langsung main jalan aja ke tempat yang ditunjuk Oliver. Aku punya feeling ada sesuatu di antara Timo dan Kak Liz. Pengen nanya ke Oliver. Tapi gengsi. Jadi aku diem aja. Diam adalah emas kata orang-orang. Kediamanku memang membuahkan hasil hehehe.

“Giu, kok diem aja sih?”

“Gak apa-apa.”

“Umm… bosen ya. Gw ngiri deh ama Kak Liz. Dia banyak banget yang ngejar-ngejar. Si Timo aja ngejar-ngejar dia. Tapi gw, adenya. Gak ada cewe yang ngejar-ngejar gw. Padahal kan gw keren.”

“Kak Timo suka Kak Liz? Kak Liz kakak lo?”

“Iya. Lo baru tau?”

“Iya. Btw, buat statement lo yang tadi. Tolong ya jangan kege-eran, sok cakep. Bikin geli tau gak”

“Hehehe. Ya udah lo ama gw aja biar gw gak ke ge-eran.”

“….”

Senin, 31 Mei 2010

The Best of Us - Fransisca

Timoleon masuk ke ruang ganti cowok dengan langkah santai. Aku harus memperjuangkan kesempatan ini. Kalau perlu aku masuk ke ruang gantinya!

"Kak! Kak Timo! Kak!"

"Buset nekat amat lo sampe masuk sini?"

"Duh, demi nilai, kak. Tolong dong 5 menit aja, kak."

"Gakbisa. Gue udah bentar lagi mau tanding. Harus fokus latihan."

"Cie Tim bawa cewek masuk ruang ganti!" sahut temen Timoleon yang jahil.

"Tim, ini masi di sekolah tau! Udah kebelet banget ya, Tim!"

"Suit suit!"

Ini anak kelas dua belas kok kelakuannya seperti anak SD sih. Bodo deh. Demi nilai aku rela melakukan apa saja. Demi nilai! Si Timo-timo ini malah senyum-senyum gakjelas lagi bikin orang jengkel. Sekarang dia malah angkat telpon. Loh? Kok tiba-tiba dia berbalik kearah pintu keluar ruang ganti?

"Kak!"

"Apaan sih lo? Ikut-ikut gue terus?!?"

"Wawancara, kak!"

"Gakmau. Sekarang gue mau pulang. Nyokap gue marah!"

"Saya ikut mobil kakak deh!"

"Terserah lo deh!"

Aku pun memberanikan diri masuk ke mobil kak Timoleon. Demi nilai, Fra! Sahutku dalam hati. Antara sudah frustasi dan capek hati. Aku masuk ke mobil Kak Timo. Tiba-tiba pintu mobil itu tertutup.

JEDER! Keningku menabrak pintu mobil Kak Timo. Yaampun, jahat banget si itu orang. Sakit banget. Rasanya aku pengen nangis sejadi-jadinya. Dan sebutir air mata pun mengenang di pelupuk mataku.

"Sorry ya, siapa tadi nama lo? Cepet masuk. Jangan nangis aja." Kata Timoleon sedikit lembut (HANYA SEDIKIT! Padahal gara-gara dia keningku nyut-nyutan parah!)

"Fransisca Alberthine Yurista Wilman kak."

"Iya, Frans."

"FRA KAK!" Seruku

Moodku langsung drop. Entah kemana mobil Timoleon ini berpacu. Aku hanya diam. Sudah tidak ada kalimat demi nilai di sanubariku. Bodo amat sampe Miss Ing marah. Aku gak peduli. Lebih baik aku BBM Giu sekarang.

FraW : Giu...... Tau gak lo? Kening gue kejedot pintu mobilnya si Timoleon Lumintang ini. Sakittttttt :(:'(

Giusepina : wah. Ati2 dong, Fra!

FraW : huhuhuhuhu. :(((

Giusepina : eh lumintang? Namanya lumintang?

FraW: iya.knp?

Giusepina : nama kayak nama nyokap gue! Selena Cecilia Lumintang

FraW: jangan2

Giusepina: GAK mungkin! Ogah punya sodara kayak dia, Fra!
Akupun memberanikan diri menatap Kak Timo yang duduk disampingku sambil memperhatikan BlackBerrynya yang dari tadi bergetar. Kok dia sibuk banget sih dengan BlackBerrynya. (FYI, Kak Timoleon ini mukanya sangar tapi masi anak mami. Kak Timo pake supir! Hihi)

"Apa lo liat-liat gue! Gak suka!" Tantangnya

Mampus gue ketauan, seruku dalam hati.

"Oia! Lo ngapain ikut sama gue???"

"Kan mau wawancara kak!"

"Loh? Sejak kapan lo ikut gue?"

"Waktu saya kejeduk pintu mobil kakak kan! Kakak suru saya masuk!"

"Oia gue lupa. Duh, kok bisa tolol gini." Lanjutnya "Pak! Berenti sebentar dipinggir!"

"Aduh gakbisa ini dibelakang angkot. Kita bisa diamuk masa, Tim."

"Yauda nih kita anterin dulu si Frans. Ruma lo di mana? Wawancaranya besok aja dikantin jam 13.00 gakpake telat."

"FRA kak! Gakpake NS! FRAAAAAAAA!" Seruku frustasi.

"Iye apa kata lo! Ruma lo di mana!"

"Galak amat sih, Kak! Cewek nih! Di Jalan ??Ingleside blok C-5!"

"Ha? Ingle? Gue Eagle blok A-10. Sial amat rumah gue deket lo!"

Diam. Bukan berarti aku kalah. Aku diam meredam rasa furstasi dan amarah yang sedang memuncak dalam dada. Aku diam menghadapi cobaan Tuhan dalam bentuk Timoleon. Aku diam karena lebih baik diam dari pada Timoleon kubunuh ditempat.

Minggu, 30 Mei 2010

Hello fellas,

Fra itu nama panjangnya
Fransisca Alberthine Yurista Wilman

Giu itu nama panjangnya
Giusepina Alexandra Hanessa Rumawas

Tau kan yang mana Sonia yang mana Cindy? Hehehe:)

Big Love,

Sonia 'Fra' Yurista

The Best of Us - Giusepina

Lamadie… sekolah yang lumayan seru tapi ngeselin. Hari pertama aja Miss Ing udah kasih PR katanya biar kita lebih akrab ama kakak kelas. Tugasnya sih gampang cuma wawancara tapi tetep aja males. Biar cepet selesai jadi aku mikir buat ngerjainnya pas pulang sekolah secepetnya.

Topik tugas Miss Ing soal Lamadie. Contohnya kayak guru favorit, mata pelajaran favorit, kritik dan saran untuk Lamadie.

Tapi untung saja aku dapat kakak yang baik, yaitu Kak Elizabeth yang walaupun dia seorang murid teladan dan berprofesi sebagai model dia baik banget. Tapi kasian Fra dia dapet Kak Timoleon Lumintang keren sih kata orang tapi kalo aku tebak dia jutek banget.

Kak Liz terbukti memang baik. Dia bilang akan menemuiku sepulang sekolah di perpustakaan seselesainya pelajaran di kelasku. Jadi setelah selesai pelajaran terakhir aku pun segera pergi ke perputakaan. Tetapi sebelum pergi ke perpustakaan aku sempat menawari Fra untuk pulang bareng.

"Hei, Fra! Mau pulang bareng?" Tanyaku.

"Kayaknya gue gakbisa deh. Ada janji sama Kak Timoleon sekarang. Duluan yah!"

Fra keliatan buru-buru banget. Moga-moga dia gak apa-apa. Aku pun segera pergi ke perpustakaan. Di sana Kak Liz udah nungguin aku

“Kak udah nunggu lama ya? Maaf ya kak soalnya tadi pelajaran Fisikanya lama”

“Gak apa-apa kok Giu. Aku juga belum terlalu lama. Lagian aku tau kok kalo abis pelajaran Fisika selalu dapet tes. Aku kan juga pernah kelas X hehehe.”

Kata orang-orang Kak Liz emang baik tapi aku gak nyangka kalo bakal sebaik ini. Aku pun mulai mewawancarai dia tentang sekolah Lamadie. Dia beranggapan baik banget sama sekolah ini. Setelah selesai mengerjakan tugas tanpa sadar aku dan Kak Liz jadi ngobrol ke mana-mana. Aku jadi tau kalo Kak Liz punya adik di sini yang seangkatan ama aku. Tiba-tiba Kak Liz nanya.

“Kamu tinggal di mana Giu?”

“Di perumahan Avonle kak.”

“Kita deketan dong. Aku juga di situ.”

“Ya ampun Kak kayaknya aku harus buru-buru pulang nih”

“Daaaa Giu. Hati-hati ya”

“Okd Kak”

Aku langsung cepet-cepet nyari Pak Karto sopirku. Waktu tadi Kak Liz nanya rumahku tiba-tiba aku inget klo hari ini adalah peresmian rumahku bisa gawat kalo aku sampe telat.

Pas aku sampe di rumah mama udah nungguin aku. Mukanya keliatan sedikit kesal karena aku telat datang.

“Dari mana Giu?” mama bertanya.

“Itu ma, tadi aku ada tugas sekolah. Sorry ya ma aku telat hehe”

“Ya sudahlah kalo untuk urusan sekolah. Lagian apa sih yang enggak untuk anak kesayangan mama ini?” mama langsung baik lagi.

Acara mulai jalan setelah aku selesai mandi, ganti baju dan lain-lain. Om tante ku semua datang. Sampai tetangga sekitar rumah juga datang. Tapi lama-kelamaan aku mulai bosan dengan acara yang seperti ini.

Jadi aku keluar dan mecari udara segar. Berharap ada sesuatu yang menarik…

Jumat, 28 Mei 2010

The Best of Us - Fransisca

Welcome to Lamadie! L.a.m.a.D.I.E! Dihari pertama Miss Ing sudah memberi kami tugas. Katanya sih untuk mempererat hubungan kami dengan kakak senior. Tugasnya simpel. Satu anak dapat satu kartu yang isinya nama senior yang akan diwawancarai.
Topik wawancaranya seputar Lamadie. Seperti guru favorit, mata pelajaran favorit, kritik dan sarana untuk Lamadie. Dan yang lain lain lain lainnya.

Untuk tugas ini Giu dapat Kak Elizabeth. Selain berprofesi sebagai murid teladan, Kak Liz juga berprofesi sebagai model. Kalian mungkin berpikir Kak Liz galak dan senioritas. Kalian salah besar jika berpikir seperti itu. Kak Liz adalah kakak senior yang paling baik dan friendly.
Sedangkan aku dapat Kak Timoleon Lumintang . Pemain basket dan seluruh cewek-cewek di Lamadie adalah die hard fansnya. Kak Timelon berjanji akan menemuiku di cafetaria jam 13.00 sepulang sekolah nanti.

"Hei, Fra! Mau pulang bareng?" Tanya Giu.

"Kayaknya gue gakbisa deh. Ada janji sama Kak Timoleon sekarang. Duluan yah!"

Aku berlari sekuat tenanga ke cafetaria. Pelajaran terakhir adalah fisika. Seperti yang dijanjikan saat awal pertemuan dengan guru fisika kami. Disetiap akhir pelajaran akan diadakan test. Ini sudah jam 13.05, itu berarti aku telat 5 menit dari janji. Untungnya Kak Timoleon masih ada disana.

"Lo telat 6 menit 32 detik." Kata Kak Timoleon sambil melirik jamnya.

"Sorry, Kak. Mister David ngasih test tadi, Kak."

"Terserah lo deh. Gue gak peduli, malah nyalaihin Mister David lagi. Sekarang lo telat gue harus latihan basket."

"Terus, wawancaranya gimana kak?"

"Terserah lo!"

Ha?? Aku sudah berlari sekuat tenaga menghampirinya. Memang sih aku telat 6 menit 32 detik (katanya tadi) tapi masa dia ninggalin aku gitu aja!

"Kak! Kak! Kak!"

"Apa sih lo?"

Galak amat, pikirku.

"Sekali lagi sorry kak. Aku bener2 minta maaf. Tapi, pleeeeeeasssssseeeeeee kasi aku waktu dong kak."

"Yaudah. Abis gue latihan basket."

"Jam 7 malem kak? Kakak selesai jam 7 malem kan kak?"

"Iya. Gue gak ada waktu deh selain itu."

"Terus nanti aku ngapain kak?"

"Ya lu tungguin gue lah. Kok lo bisa sih masuk Lamadie dengan otak pas2an gini??!"

Sialan, teriakku. Tentunya dalam hati.

"Ya udah deh kak. Janji ya kak."

"Iya deh apa kata lo. Sekarang lo minggir apa pengen ikut ganti baju juga?!"

Sial! Aku sangat sial hari ini.

Kamis, 20 Mei 2010

The Best Of Us - giusepina

Aduh males banget ya. Aku harus sekolah. Ditambah juga malas karena nanti harus masuk ke sekolah baru kelas baru dan harus punya teman baru. Kan belum tentu akan cocok sama anak-anak di sana. Tapi karena mama dan papa sudah memilihkan yang terbaik mau bagaimana lagi? Lagipula aku nggak tega buat bilang nggak buat masuk ke La Maddanie atau yang nanti akan aku sebut Lamadie karena kita sampe pindah rumah biar aku bisa lebih gampang berangkat sekolahnya. Dan juga menurutku nama sekolah itu lumayan keren. Mungkin aku bisa suka sama sekolah itu nanti kalo udh masuk ke kelas dan ketemu temen baru. Liat aja bentar lagi.

Hari ini harinya masuk sekolah. Aku pun melangkahi pintu gerbang masuk ke dalam. Di sana aku melihat seorang anak perempuan yang terlihat manis dan baik. Aku segera menghampirinya.

"Hai, lo murid X-2 juga yah?" sapaku.

"Iya, lo juga? Sekelas dong kita," dia membalas.

Dia kelihatannya tertutup. Tapi aku mengetahui bahwa nantinya aku akan bisa berteman dengannya. Dia punya something special dalam diri dia dan I love it.

"Iya dong gue X-2 juga. Salam kenal yah. Nama gue Giusepina, Giu. Lo?"

"Gue Fransisca, Fra. Dari SMP mana?"

"Dari SMP Tarkalims. Tau gak? Lo?"

"Tau dong. Gue dari SMP Registan"

"Yuk duduknya bareng." Ajakku

"Oke."

Dia baik dan aku menyukainya.

Senin, 10 Mei 2010

The Best Of Us - Fransisca

 Sebenarnya ada apa sih sama mereka? Itu yang terngiang-ngiang dipikiranku ketika aku masih duduk di bangku SMP, tepat setahun lalu. Dulu sih aku nangis gak karuan begitu tau apa yang menjadi alasan mereka. Tapi sekarang gak tuh! Ngapain nangisin gitu! Kalaupun mereka memusuhiku pun aku gak peduli sama sekali karena aku gak akan mati kan tanpa mereka?
Dan sekarang aku memasuki sekolah baruku La Maddanie, Lamadie nama kerennya. Setahu aku sih tidak ada teman SMPku yang mendaftar disini. Mereka, rata-rata, pindah ke Singapur, atau Malaysia. Bahkan si anak pintar dan pemilik saham terbesar perusahaan swasta itu pindah ke Amerika.
Kelas baruku lebih luas dari kelas SMP lamaku. Yah maklum lah. Semenjak ayahku melihat bagaimana aku dimusuhi teman-teman lamaku beliau langsung protektif berlebihan dan memutuskan untuk mendaftarkanku ke sekolah internasional bergengsi. Baginya Lamadie cukup bergengsi. (Dan cukup menguras kantong ayahku terlalu dalam. Ini menurutku). Aku sudah menawarkan diri untuk masuk ke sekolah negri namun ia menolaknya. Ibuku juga sama saja. Selalu membela ayah.
Lalu tiba-tiba ada anak perempuan cantik bermuka sendu menghampiriku.

"Hai, lo murid X-2 juga yah?" Ujarnya

"Iya, lo juga? Sekelas dong kita," balasku

Aku memang bukan orang yang cukup terbuka pada orang baru. Namun mengingat aku tidak punya teman disekolah ini aku harus bersosialisasi sebaik mungkin.

"Iya dong gue X-2 juga. Salam kenal yah. Nama gue Giusepina, Giu. Lo?"

"Gue Fransisca, Fra. Dari SMP mana?"

"Dari SMP Tarkalims. Tau gak? Lo?"

"Tau dong. Gue dari SMP Registan"

"Yuk duduknya bareng." Ajaknya

"Oke."

Gadis ini cukup ramah dan memiliki nama yang unik, pikirku.

Minggu, 25 April 2010

TWITTER

follow us:
cindy : @cindyhanessa
sonia : @SoniaYurista


xoxo,

cindy-sonia

Kamis, 04 Maret 2010

our blog

heyyy bloggieee!
we are planning to write a novel!
wait for our update yahh :)



xoxo,

cindy-sonia

Selasa, 23 Februari 2010

HB!

happy birthday cindy hanessa!

Senin, 22 Februari 2010

countdown!!

day more!
CINDY HANESSA'S BIRTHDAY!!:)

Minggu, 21 Februari 2010

days more!
CINDY HANESSA'S BIRTHDAY!:)

Selasa, 16 Februari 2010

intro

hey!
i am cindy hanesa

and i am sonia yurista