Senin, 10 Mei 2010

The Best Of Us - Fransisca

 Sebenarnya ada apa sih sama mereka? Itu yang terngiang-ngiang dipikiranku ketika aku masih duduk di bangku SMP, tepat setahun lalu. Dulu sih aku nangis gak karuan begitu tau apa yang menjadi alasan mereka. Tapi sekarang gak tuh! Ngapain nangisin gitu! Kalaupun mereka memusuhiku pun aku gak peduli sama sekali karena aku gak akan mati kan tanpa mereka?
Dan sekarang aku memasuki sekolah baruku La Maddanie, Lamadie nama kerennya. Setahu aku sih tidak ada teman SMPku yang mendaftar disini. Mereka, rata-rata, pindah ke Singapur, atau Malaysia. Bahkan si anak pintar dan pemilik saham terbesar perusahaan swasta itu pindah ke Amerika.
Kelas baruku lebih luas dari kelas SMP lamaku. Yah maklum lah. Semenjak ayahku melihat bagaimana aku dimusuhi teman-teman lamaku beliau langsung protektif berlebihan dan memutuskan untuk mendaftarkanku ke sekolah internasional bergengsi. Baginya Lamadie cukup bergengsi. (Dan cukup menguras kantong ayahku terlalu dalam. Ini menurutku). Aku sudah menawarkan diri untuk masuk ke sekolah negri namun ia menolaknya. Ibuku juga sama saja. Selalu membela ayah.
Lalu tiba-tiba ada anak perempuan cantik bermuka sendu menghampiriku.

"Hai, lo murid X-2 juga yah?" Ujarnya

"Iya, lo juga? Sekelas dong kita," balasku

Aku memang bukan orang yang cukup terbuka pada orang baru. Namun mengingat aku tidak punya teman disekolah ini aku harus bersosialisasi sebaik mungkin.

"Iya dong gue X-2 juga. Salam kenal yah. Nama gue Giusepina, Giu. Lo?"

"Gue Fransisca, Fra. Dari SMP mana?"

"Dari SMP Tarkalims. Tau gak? Lo?"

"Tau dong. Gue dari SMP Registan"

"Yuk duduknya bareng." Ajaknya

"Oke."

Gadis ini cukup ramah dan memiliki nama yang unik, pikirku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar